WFH oh... WFH

WFH oh... WFH

oleh: Erin Mutiara Naland, M. Psi., Psik.

IG: @erinpsik

www.fameconsultant.com

 

Ketika Semua di Rumah

Satu setengah tahun hidup dalam ketidakpastian masa pandemi, terasa atau tidak terasa? Anak-anak belajar dari rumah, orang tua bekerja dari rumah, ibadah dari rumah, olahraga dari rumah, semua-semua dari rumah! Dulu sebelum pandemi, bisa dibilang pulang ke rumah selepas kerja rasanya ditunggu-tunggu: bisa ketemu pasangan, ketemu anak atau sekadar bersantai dan leha-leha. Sejak WFH, tak ada lagi batas waktu kerja dan waktu santai. Tak ada lagi batas ruang antara kita dan anggota keluarga lain. 

Banyak orang yang merasa kesulitan untuk “plug off” alias melepaskan diri dari beban pekerjaan atau mengurus bisnis dan usaha. WFH justru bikin waktu kerja jadi 24 jam sehari. WFH justru bikin jadwal meeting bertambah. Kita tidak perlu lagi menghabiskan waktu untuk bergerak dari satu tempat ke tempat lain untuk pindah ruang meeting. Kita tidak perlu lagi menempuh kemacetan ke tempat kerja. Cukup dengan satu klik! Anehnya efisiensi waktu ini tidak membuat kita jadi punya banyak waktu. Bisa jadi kita justru makin sibuk dan tak punya waktu.

Ngumpul terus dengan anggota keluarga selama WFH dan SFH juga tak semanis bayangan! Dulu, selepas mengantar anak ke sekolah, ortu bisa lepas dari beban mengurus anak untuk sementara waktu. Sekarang, jangankan lepas beban, yang ada bertambah beban membantu anak mengerjakan tugas! Kejenuhan “terkurung” di rumah sementara situasi pandemi tak kunjung membaik juga bikin tensi naik dan suasana rumah memanas. 

Lalu bagaimana baiknya menata WFH yang sepertinya belum berkesudahan dalam waktu singkat? Coba terapkan 3 hal ini sesuai dengan situasi rumah Anda!

W-atur Waktu

Atur waktu untuk segala hal. Sekalipun lebih bebas bangun lebih siang, makan kapan saja, tidur kapan saja, jika kita tidak mengatur dan membuat batasan, kita akan terus merasa kewalahan. Tetapkan rutinitas dan sempatkan (make time) untuk hal-hal penting, seperti saat teduh, berolahraga, berkumpul bersama keluarga, ngobrol dengan pasangan tanpa menyentuh laptop dan HP sama sekali untuk beberapa waktu.

Buat batasan untuk memelihara kesehatan mental dan menjaga diri tidak kelelahan. Tentukan sampai jam berapa Anda boleh bekerja atau mengurus bisnis. Setelah itu, disiplinkan diri dalam melaksanakannya. Berikan pengertian kepada rekan kerja atau atasan bahwa di luar jam kerja tersebut, Anda akan slow response

F-sadari Faktor apa

Dalam hidup, selalu ada 2 faktor: yang berada dalam kendali kita dan yang tidak bisa kita kendalikan. Sadari bahwa sekalipun rumah adalah lingkungan kecil yang bisa kita kendalikan, tetap saja ada hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan dan berpengaruh pada kinerja kita. Kita tidak dapat mengendalikan mood anak-anak yang suka bikin mumet. Kita tidak bisa mengendalikan jaringan internet yang saat ini menentukan kelancaran interaksi kita. 

Tidak masalah jika dalam situasi seperti ini, kita tidak bisa mencapai apa yang kita harapkan, selama kita sudah mengusahakan apa yang bisa kita usahakan. Lebih berwelas asih pada diri ketika dalam tidak ideal seperti WFH, kita pun jadi tidak bisa maksimal bekerja. Dengan demikian, kita bisa lebih bijak mengelola ekspektasi kita. Ingat doa Serenity Prayer yang bisa mengingatkan diri menyikapi 2 faktor kehidupan!

God, grant me the serenity

to accept the things I cannot change

Courage to change the things I can

And wisdom to know the difference

Ya Tuhan, anugerahkanlah kepadaku kedamaian

untuk menerima hal-hal yang tidak dapat aku ubah

keberanian untuk mengubah hal-hal yang dapat kuubah

dan kebijaksanaan untuk mengetahui perbedaannya

H-kerja dari Hati

"Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlan dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia" - Kol 3: 23

Mari segarkan diri dengan mengingat lagi apa makna dari setiap hal yang kita lakukan. Sebagai IRT yang bangun pagi, berjerih lelah mengurus anak dan rumah sehari-hari, sebagai pekerja yang mengerjakan tugas di kantor, sebagai pelayan di gereja, sebagai pemilik bisnis yang berjuang menjaga kelangsungan bisnis. Apapun peran yang dipercayakan Tuhan kepada kita, mari WFH! Work From Heart. Bekerja dari Hati untuk kemuliaan Tuhan, untuk kebajikan orang-orang di sekitar kita dan jadi berkat untuk bangsa kita!

Berita Terkait
Komentar
Tinggalkan Komentar