TRADISI NATAL DI BELAHAN DUNIA

TRADISI NATAL DI BELAHAN DUNIA

“Ho … ho … ho …” Suara tertawa yang mungkin sudah tidak asing lagi kita dengar, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Ya, betul suara Santa Claus. Tak terasa kita telah memasuki penghujung tahun 2020. Bulan Desember selalu identik dengan Hari Raya Natal. Di mall, banyak pernak-pernik Natal yang lucu-lucu yang diperjualbelikan, selain tentunya memasang pohon natal yang besar dan tinggi. Gereja, dalam kondisi normal, biasanya sedang sibuk mempersiapkan kegiatan-kegiatan Natal. Namun, saat ini, kondisi pandemi Covid-19 menyebabkan perayaan-perayaan itu seolah-olah hilang, tidak berbekas. Hampir semua gereja di seluruh dunia memilih untuk tidak mengadakan perayaan Natal seperti tahun-tahun sebelumnya. Umat diminta agar mendukung pemerintah untuk mengikuti protokol kesehatan demi mengurangi penyebaran virus corona yang masih belum ada tanda-tanda berakhir. 

Dalam situasi seperti ini pun, Panitia Natal GKI Perumahan Citra 1 pun mengharapkan agar umat tetap dapat menikmati suasana Natal di rumah masing-masing sehingga makna Natal tidak menjadi hilang. Nah, pembaca Paideia pasti sudah kangen dengan suasana Natal yang biasanya kita adakan setiap tahun, bukan? Bagaimana dengan suasana atau “tradisi” Natal di rumah dan keluarga Bapak dan Ibu saat pandemic Covid-19 ini? Sebagai pembanding, yuk kita lihat tradisi Natal dari berbagai penjuru dunia sebagai bahan referensi bagi kita, tentunya sebelum kondisi pandemi Covid-19 dong.

 

Eggnog -- healthline.com

1. Amerika

 

Penduduk Amerika biasanya merayakan Natal dengan meriah. Hiasan-hiasan Natal tidak hanya meramaikan rumah, melainkan juga di jalan-jalan, pusat perbelanjaan, bahkan gedung perkantoran. Di Amerika juga ada makanan tradisi Natal, yaitu kue jahe dan minuman EggnogEggnog merupakan sejenis minuman yang terbuat dari kuning telur yang dikocok dengan air gula atau sumsum dan dapat ditambahkan perasa vanila, pala, atau kayu manis. Selain dari makanan tradisional, beberapa hari sebelum Natal, penduduk Amerika biasanya suka mengirimkan kartu natal pada kerabat, teman, dan orang terdekatnya. Lalu, pada Hari Natal mereka pergi ke gereja untuk merayakan kelahiran Tuhan Yesus dan mendengarkan kisah Natal dan lagu-lagu Natal. 

 

Carols By Candlelight - auslanstageleft.com

2. Australia

 

Di Australia, ada acara paling popular selama Natal, yaitu Carols by Candlelight. Biasanya, orang-orang datang pada malam hari untuk menyalakan lilin dan menyanyikan lagu-lagu Natal. Selama acara Carols by Candelight, banyak penyanyi terkenal dan juga anak-anak dari banyak sekolah yang turut memeriahkannya. Jika biasanya di Amerika dirayakan pada saat musim dingin dan bersalju, di Australia Natal itu tepat pada musim panas. Jadi, penduduk Australia suka barbeque di luar dan anak-anak juga suka bersepeda, berselancar, dan melakukan kegiatan-kegiatan lainnya. Ketika Natal tiba, tak lengkap apabila tidak ada pohon Natal. Biasanya, penduduk Australia menghias rumah mereka dengan tandan “Christmas Bush”, pohon asli dari Australia dengan daun kecil berwarna hijau dan bunga berwarna krem. Yang lebih seru ternyata satu hari setelah Natal ada yang namanya boxing day. Bukan acara untuk beradu boxing atau pukul-pukulan, boxing day adalah kegiatan mengunjungi teman-teman dan melakukan barbeque di pantai. Perlombaan kapal pesiar terkenal dari Sydney ke Horbart di Tasmania diadakan juga pada boxing day.

 

Stersinger - tettenwang.info

3. Jerman

Di negara Jerman, bagian terpenting dari seluruh kegiatan Natal adalah adven atau pranatal. Penduduk Jerman yang beragama Katolik maupun Kristen Protestan mempersiapkan diri mereka untuk menyambut Natal. Pada masa itu, warga Jerman membuat karangan bunga adven dari cemara atau pinus dengan empat lilin berwarna dan menyalakannya pada setiap hari minggu dengan menyanyikan lagu-lagu Natal dan makan kue. Anak-anak di sana pun tak sabar menghitung hari hingga Natal tiba dengan kalender adven. Di beberapa bagian Jerman, keluarga akan membaca Alkitab pada malam hari dan menyanyikan lagu-lagu Natal, seperti O Tannenbaum, Ihr Kinderlein Kommet dan Stille Nacht (Slient Night). Sementara itu, di Jerman Tenggara, anak-anak menuliskan surat untuk santa claus/das Christkind/Christkandl untuk meminta hadiah. Tradisi menarik lainnya adalah Stersinger (penyanyi bintang), yaitu penyanyi yang datang ke rumah-rumah dan bernyanyi untuk mengumpulkan uang untuk sumbangan. Tradisi ini mayoritas dilakukan oleh agama Katolik.

 

Kurisumasu Ni Wa Kentakii - anitime.asia

4. Japan

KFC Day. Wow… Bapak Ibu … Di Jepang, pada saat Natal, restoran ayam cepat saji KFC menjadi sangat ramai dikarenakan pada tahun 1974, Takeshi Okawara, manajer pertama KFC di Jepang tiba-tiba memiliki ide untuk membuat “ember pesta” yang terinspirasi dari warga asing yang ingin makan kalkun di atas meja makannya. Dengan ide itu, dikenallah “kurisumasu ni wa kentakii” atau “kentucky untuk natal”. Dengan bantuan iklan yang menggambarkan sebuah keluarga yang bahagia ada ember pesta Kentucky di tengah meja makan, mereka membuat ember pesta ini menjadi sangat fenomenal.

Sebenarnya, masih banyak tradisi-tradisi unik dari berbagai macam negara di seluruh dunia dengan masing-masing keunikannya. Namun, apapun “keunikan” itu, satu hal yang pasti adalah bagaimana sikap kita memaknai kelahiran Tuhan Yesus ke dunia ini. Apakah harus selalu diiringi kemeriahan atau malah sebaliknya, hati kita diliputi sukacita yang luar biasa meskipun tahun ini kita “merayakannya” dengan kesederhanaan? Semoga kita selalu merasakan juga damai sejahtera Natal, baik dengan keluarga maupun orang-orang di sekitar kita. Tuhan memberkati dan selalu melindungi kita.

 

 

Sumber:

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/12/24/101223520/mengenal-tradisi-perayaan-natal-di-beberapa-negara?page=all

https://www.japantrips.co/blog/2019/12/hal-unik-tentang-natal-jepang

Dan Kiefer from Unsplash.com

Berita Terkait
Komentar
Tinggalkan Komentar