NEW CORONA VIRUS DISEASE (COVID-19)

NEW CORONA VIRUS DISEASE (COVID-19)

5 MARET 2020

Tidak terasa, 2 bulan lebih seluruh dunia mengarahkaan segala upaya dan perhatian terhadap perjalanan "Si Corona". Penyakit Pneumonia baru ini, menurut para ahli, awalnya ditemukan di Wuhan, China, dan tidak dikenal apa penyebabnya. Hal ini diumumkan oleh WHO pada 31 Desember 2019. Lalu, pada 30 Januari 2020 diumumkan sebagai wabah. Selanjutnya, pada 11 Februari, WHO mengumumkan virus corona yang baru itu dengan nama COVID-19 (Corona Virus Disease-2019) yang merupakan bagian keluarga virus penyebab penyakit gangguan napas, mulai dari yang ringan sampai yang berat, seperti Pneumonia, MERS ataupun SARS.

Lebih jauh, Covid bukanlah MERS, SARS ataupun Flu, melainkan sejenis virus baru dengan karakter tersendiri. Akibat yang timbul dari COVID-19 ini tidak spesifik, dari yang tidak bergejala sampai bergejala berat, bahkan yang sampai menimbulkan kematian. Dari data WHO, berdasarkan 55.924 kasus laboratorium yang terkonfirmasi, ditemukan gejala umumnya, yaitu demam (87,9%), batuk kering (67,7%), kelelahan (38,1%), sputum production (33,4%), sesak (18,6%), sakit tenggorokan (13,9%), dan sakit kepala (13,6%). Virus ini hanya hidup di dalam sel yang masih hidup dan masa terpaparnya ─tetapi hal ini belum jelas─ sampai pada timbulnya gejala diperkirakan 2 sampai 14 hari.

Seseorang dapat tertular COVID-19 dengan berbagai cara, yaitu tidak sengaja menghirup percikan ludah dari bersin atau batuk penderita Covid-19, memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh benda yang terkena droplet air liur penderita, kontak jarak terlalu dekat dengan penderita, misalnya bersentuhan atau berjabat tangan. Umumnya, orang yang terinfeksi dengan COVID-19 berakibat ringan dan sembuh. Hanya sekitar 13 persen yang bergejala berat. Orang-orang yang berisiko tinggi dan meninggal adalah orang yang sudah mulai berusia lanjut, di atas 60 tahun dan mempunyai penyakit yang mendasar, seperti hipertensi, Diabetes Mellitus (penyakit gula), penyakit jantung, kanker dan gangguan pernapasan kronik.

Saat ini, kekhawatiran terkena Covid-19 dirasakan oleh banyak orang karena memikirkan apakah lingkungannya terdampak corona virus, kekhawatiran anak-anak dan orang tua menjadi sakit menjadi tidak berani untuk traveling. Kenyataannya, di mana kita tinggal, berapa usia dan bagaimana tingkat kesehatan kita, semuanya itu sangat memengaruhi ketahanan tubuh kita terhadap virus COVID-19 ini.

Pelaporan kasus baru selalu diumumkan oleh WHO setiap hari hingga pada saat ini. Pada 02 Maret dilaporkan ada 206 kasus baru di China yang merupakan hari dengan kasus terendah sejak tanggal 22 Januari. Di luar China, ada total 8 739 kasus Covid-19 dari 61 negara dan 127 kematian. Di Korea Selatan, ada 4.200 kasus dan 22 kematian, yang berarti total kasus di luar China, lebih dari setengahnya ada di Korea selatan. Dari kasus di Korea Selatan, hanya ditemukan di lima area dari semua daerah yang ada. Dari 88.913 kasus, sebanyak 90% ditemukan di China dan berpusat pada 1 provinsi. Dari 8.739 kasus yang terlaporkan di luar China, sebanyak 81% hanya berasal dari 4 negara. Dari 57 negara, ada 38 negara dilaporkan dengan kasus kurang dari 10 dan 19 negara lainnya hanya 1 kasus. Belum ada kasus yang dilaporkan selama 2 minggu terakhir ini (WHO, 2 Maret 2020).

Melihat kenyataan ini, kita tidak perlu merasa terlalu khawatir berlebihan, tetapi penting untuk tetap waspada sehingga beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti menjaga kesehatan dengan makan makanan yang bergizi seimbang dan bervariasi, dengan sayur dan buah yang cukup, serta menjaga kebugaran untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu, selalu rajin untuk mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan membilasnya dengan air yang mengalir atau hand-rub berbasis alkohol karena virus hanya hidup di sel yang masih hidup.

Berikut beberapa tips tentang virus COVID-19:

  • Menerapkan etika batuk dan bersin, upayakan menutup dengan tisu, lengan (bukan dengan telapak tangan) atau memakai masker, pemakaian masker wajib pada orang yang batuk, petugas yang melayani orang sakit dan bukan pada orang yang sehat.
  • Menjauhi atau menjaga jarak saat berbicara dengan orang yang sakit batuk, demam, ataupun sesak. Sekurang- kurangnya menjaga jarak sejauh 1 meter dan tidak memegang wajah setelah menyentuh orang sakit.
  • Buang tisu ataupun masker yang sudah digunakan ke tempat yang benar.
  • Berobat ke fasilitas kesehatan jika mengalami infeksi saluran pernapasan dan beritahu jika ada riwayat perjalanan dari negara/daerah yang ada transmisi COVID-19.
  • Hindari kontak dengan hewan ternak liar yang terbukti tertular Corona virus.
  • Makan daging yang dimasak sampai matang.
  • Menghindari perjalanan ke daerah di mana virus ditemukan.


Setelah diumumkannya kasus pertama di Indonesia, banyak orang khususnya di Jabotabek yang menjadi khawatir sehingga terjadi panic buying terhadap masker, hand-rub, dan kebutuhan pokok. Kesempatan ini diambil oleh pihak-pihak untuk meraup keuntungan dan berakibat beberapa kebutuhan tersebut menjadi tidak waras, padahal kelangkaan kebutuhan tersebut dapat berakibat sulitnya masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki ekonomi lemah untuk mencukupi kebutuhannya sehingga (bisa jadi) mereka menjadi rentan terhadap penyakit dan dapat menimbulkan masalah sosial. Hal ini menjadi lingkaran yang kembali membuat risiko terhadap masyarakat itu kembali. Masalah COVID-19 merupakan beban kita bersama untuk beraksi secara bersama-sama dengan mengemban tugasnya pada bagian masing-masing dan mengingat Firman Tuhan dalam Galatia 6: 2, "Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus."

 

Berita Terkait
Komentar
Tinggalkan Komentar