Menyentuh Hati, Menginspirasi Jiwa: Ibadah Bersama di Yayasan Dwituna Rawinala
Minggu, 16 Februari 2025, dua hari sesudah hari penuh cinta yang dirayakan di seluruh dunia, Hari Valentine, Anak Sekolah Minggu (ASM) GKI Perumahan Citra 1 tidak mau ketinggalan untuk membagikan kasih sayang. ASM, khususnya kelas besar dan Tunas Remaja, mengunjungi Yayasan Dwituna Rawinala di Jalan Inerbang Raya, Kramat Jati, Jakarta Timur. Yayasan Dwituna Rawinala merupakan penyelenggara pendidikan dan pengasuhan bagi teman-teman difabel majemuk. (Catatan: Penulis menggunakan kata difabel untuk menggambarkan bahwa mereka “differently able”, bukan disable atau “tidak mampu”.)
Yayasan Dwituna Rawinala didirikan pada tahun 1973 oleh beberapa aktivis dari Gereja Kristen Jawa, didasari oleh kebutuhan dan kesadaran akan pentingnya bidang pendidikan bagi para penyandang tunaganda netra. Menyadari bahwa kecacatan merupakan masalah universal, Rawinala membuka kesempatan bagi siapa pun untuk mendapatkan hak yang sama atas pendidikan dan pengasuhan tanpa membedakan latar belakang dan status sosial orang tersebut.
Rawinala dalam bahasa Jawa kuno berarti cahaya hati. Artinya, bagi mereka yang tidak dapat melihat, masih dapat "melihat" melalui indera lainnya, khususnya hati dan jiwanya. Saat ini, Rawinala tidak hanya menangani penyandang tunaganda netra, melainkan juga melayani mereka dengan hambatan majemuk. Dengan dua pilar utama, yaitu pendidikan dan pengasuhan, Yayasan Rawinala menyediakan pendidikan bagi anak usia 0-14 tahun, pelatihan bagi usia 14-20 tahun, dan pengasuhan berupa asrama bagi penyandang tunaganda yang karena suatu hal tidak dapat tinggal bersama keluarga.
Berangkat pukul 07.00 dari GKI Perumahan Citra 1, jalanan menuju lokasi terbilang lancar dengan kondisi cuaca yang cukup cerah. Dengan waktu tempuh sekitar 45 menit, ASM yang sudah sangat bersemangat tiba di Yayasan Dwituna Rawinala. Segera setelah masuk melalui pintu utama, ada poster di sebelah kiri yang sangat menyentuh hati: “Tanganku adalah mataku”, yang dapat menggambarkan bahwa sebagian besar teman-teman di sini merupakan penyandang tunanetra.
Acara ibadah bersama dimulai tepat pada pukul 09.00 dengan MC Kak Ernie (GSM Tunas Remaja) dibantu oleh kantoria Ibu Ike (GSM Kelas Besar) dan Ibu Susi (GSM Tunas Remaja), didampingi oleh pemusik dari Tim Musik Rawinala dengan tunaganda netra. Meskipun baru pertama kali bertemu, tetapi tidak ada sama sekali rasa canggung ataupun kaku antara tim musik dengan MC.
Acara berlangsung dengan baik. Ada pujian juga yang dibawakan oleh teman-teman dari Rawinala yang betul-betul membuat kami terhenyak karena di balik keterbatasan mereka, ada talenta dan semangat yang luar biasa. Dio dan Melia, merupakan dua anak yang diberkati dengan talenta luar biasa, khususnya dalam bernyanyi. Mereka berdua berani untuk tampil menyanyikan pujian yang dinyanyikan dengan sungguh-sungguh dari dalam hati.
Renungan firman yang dibawakan oleh Pak Sugiri (GSM Tunas Remaja) dengan tema “Aku Istimewa”, semakin melengkapi acara ibadah bersama hari itu dan hal itu sangat berkesan bagi semua peserta. Acara hari itu dilanjutkan dengan penyerahan tabungan dan sumbangan dari ASM GKI Perumahan Citra 1.
Selama dua bulan, ASM mengumpulkan tabungan dan barang-barang bagi teman-teman di Rawinala, dengan jumlah tabungan sebesar Rp5.631.000 serta barang-barang perlengkapan kebersihan, seperti sabun, sampo, odol, juga bahan makanan, seperti beras, telur, minyak, dan sembako lainnya. Turut juga diberikan sumbangan dari PT Yuasa Industrial Battery Indonesia sebesar Rp2.000.000 dan 5 dus perlengkapan kebersihan dari PT Tempo Scan Pacific.
Acara pun ditutup dengan kegiatan makan siang bersama. ASM membantu menuntun teman-teman dari Rawinala untuk menuju ruang makan dan makan bersama hidangan yang telah disiapkan oleh Ibu Nora (GSM Kelas Kecil). Seluruh peserta sangat menikmati acara ini karena mereka dapat mengobrol, bercanda, dan lebih mengenal teman-teman dari Rawinala. Beberapa ASM yang memberikan umpan balik mengatakan bahwa mereka senang sekali mengikuti kegiatan ini.
Meskipun awalnya ada kekhawatiran karena banyak ASM yang baru pertama kali bertemu dengan teman-teman difabel, mereka merasa bahwa ibadah bersama ini sangat menginspirasi, membuat mereka bersyukur, dan tidak lagi menilai seseorang hanya dari tampilan luarnya saja. Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia (Roma 8: 28).
Terpujilah Tuhan!
Kegiatan ibadah bersama ini dapat dilihat di link youtube berikut:
https://bit.ly/gkipc1xrawinala
Testimoni ASM:
- Pengalaman saya setelah mengunjungi Panti Rawinala adalah saya sangat senang ketika saya dan teman teman gereja bisa berkunjung ke panti rawinala untuk berkenalan dengan teman-teman kami yang ada di sana. Saya sangat bersyukur karena bisa membantu teman-teman yang di sana. Bahkan, kami senang karena bisa beribadah dengan teman-teman di sana. Pengalaman saya ke Panti Rawinala merupakan pengalaman yang sangat berharga dan tak akan saya lupakan.
Terima kasih Kak🙏🏻
(Satria, ASM Tunas Remaja)
- Rasanya seneng bisa bertemu sama teman-teman baru yang ada di panti asuhan. (Aiko, ASM Kelas 6).
- Rasanya seru karena bisa bergaul bersama teman baru. Selain itu, bisa melihat dan mendengar orang-orang bermain keyboard, piano, dan drum walaupun mereka difabel. (Katrina, ASM Kelas 6)
- I’m happy, super happy. I can lead blind, and its "fun" there, the food is good. (Klarissa, ASM Kelas 6)
- Saya senang bisa bertemu dengan teman-teman di Panti Rawinala. Saya merasa lebih bersyukur kepada Tuhan dan saya senang dapat memiliki pengalaman baru bersama teman-teman difabel ini. (Aimee, ASM Kelas 5)
- Pengalaman saya berkunjung ke Panti Rawinala adalah saya sangat senang karena saya dan teman-teman saya dapat berkumpul dan beribadah bersama dengan teman-teman di Panti Rawinala. Kita harus bersyukur karena Tuhan telah memberikan kita semuanya karena teman-teman kita disana memiliki kekurangan tetapi mereka masih bersyukur bahkan ada yang memuji Tuhan dengan memainkan alat musik dan menyanyikan lagu pujian. Dan saya sangat tesentuh saat saya membantu teman saya yang bernama Dio. Semoga kegiatan ini sering diadakan lagi ya, kakak.
Terima kasih, Kak. 🙏🏻
(Raja, ASM Kelas 5)