Refreshing Course Usinda: “Friendship”
Puji Tuhan. Acara Refreshing Course Online Usinda GKI Citra 1 via zoom dan youtube, pada Jumat, 22 Juli 2022 dengan tema “Friendship” (Persahabatan), yang dipandu oleh MC Ibu Erna Christiana dan pembawa Firman adalah Pdt. Ronny Nathanael, telah berlangsung dengan baik dan lancar.
Refreshing Course, yang kali ini secara keseluruhan dihadiri sebanyak 73 peserta, merupakan wujud nyata jalinan persekutuan dan persahabatan sesama umat Usinda. Dalam acara ini, doa syafaat dibawakan oleh Bapak Sukisman Salim, kesan dan pesan dari Bapak Luwandi Kurniawan dan Ibu Tiokat Harahap br Pardosi, serta lagu pujian rekaman oleh Bapak Tommy Evan Kastanya. Salah satu yang menarik adalah sesi pantun betawi oleh Ibu Rina Rose Sukandhi dan Ibu Erlia Setiawan yang dipandu oleh Ibu Louisa Hakim Hidajat. Ada juga paduan suara gabungan, yaitu gabungan dari umat Usinda, beberapa anggota paduan suara Sola Gratia dan dari Komisi Usinda sendiri. Yang tak kalah meriah adalah games dari Pdt. Ronny Nathanael, yaitu tebak wajah “sahabat kita” yang mendapat respons hangat dari semua peserta, yang ternyata dapat menebak dengan tepat dalam tempo yang singkat saja. Komisi Usinda mengucapkan terima kasih atas semua dukungan dan partisipasinya.
Renungan firman yang dilayankan oleh Pdt. Ronny Nathanael, dibuka dengan doa dan bacaan firman yang diambil dari Yohanes 15: 15, “Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku”.
Untuk lebih memahami bacaan firman ini, kita bisa melihat ayat sebelumnya dari Yohanes 15: 12-14, yakni perintah utama Tuhan Yesus untuk saling mengasihi, “Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.” Kemudian, dalam Yakobus 2: 21-24, disebutkan bahwa Abraham sebagai sahabat Allah, memiliki iman yang berkerja sama dengan perbuatannya. Manusia dibenarkan karena perbuatannya dan bukan hanya karena iman dan kasih.
Pertanyaannya adalah kasih yang seperti apa? Sebagaimana yang sering kita ketahui, manusia cenderung mengasihi dengan kasih yang bersifat egoistik atau reaktif, yang hanya akan baik jika lebih dulu beroleh kebaikan, yang hanya akan mengasihi demi kepentingan sendiri atau kasih yang bersyarat.
Dalam Roma 15: 7, Yesus menerima kita semua tanpa syarat, menerima kita apa adanya (persahabatan unconditional). Bukankah sebagai sahabat Yesus, itu juga merupakan panggilan untuk kita semua? Terlepas dari berbagai kekurangan kita, kasih seyogyanya membuat kita menerima sesama kita sebagai sahabat. Disamping itu, alangkah indahnya jika kita meresapi seperti yang disampaikan dalam kitab 1 Petrus 4: 8 bahwa “Kasih menutup banyak sekali dosa dan kekurangan kita sebagai manusia”.
Kasih (Agape) memampukan kita untuk menerima sesama kita, seperti Yesus menerima kita. Kasih (Agape) adalah kasih yang bercirikan 5C, yaitu :
Compassion: memiliki belas kasih, berbela rasa, rela berkorban, dan menderita dalam mewujudkan empati kita terhadap sesama (Yohanes 3: 16).
Consideration: Tenggang rasa, sepenuhnya menempatkan diri kita pada posisi pihak lain (1 Yoh 4: 10).
Care: Memperhatikan dengan tulus dan sungguh-sungguh. Memusatkan perhatian kepada orangnya, bukan pertama-tama pada perbuatannya (Roma 15: 7 dan 1 Pet 4: 8).
Concrete: Kasih yang diwujudkan secara nyata. Kasih yang tampak bukan hanya dari perkataan, tetapi juga dalam sikap dan perbuatan (1 Yohanes 3: 16-18).
Commitment: Setia dan bertanggung jawab. Memelihara dan mewujudkan kasih dengan penuh kesetiaan serta tanggung jawab.
Dalam kehidupan sehari-hari, barangkali kita berpikir bahwa hal tersebut tidak mungkin kita lakukan. Namun,bukankah hal itu yang telah dititahkan Yesus kepada kita, yaitu panggilan atau perintah untuk saling mengasihi?
Selamat merawat persahabatan satu sama lain dengan penuh kasih. Biarlah Roh Kudus menolong dan memampukan kita. Tuhan Yesus memberkati kita selalu.
Komisi Usinda