BAGAIMANA KITA BISA TETAP MELAKUKAN MISI ALLAH DI TENGAH PANDEMI
Yohanes 14: 16-17 dan 2 Timotius 4: 2
Kondisi pandemi di dunia yang dialami umat manusia saat ini, tidak terkecuali tentunya masyarakat Indonesia, nyata-nyata telah melumpuhkan seluruh tatanan kehidupan sosial bermasyarakat, tidak hanya hubungan antar sesama manusia, melainkan juga dengan tata cara kita melakukan ibadah kepada Tuhan. Pandemi ini telah mengubah kebiasaan-kebiasaan dan adat istiadat yang baik yang telah kita anut sepanjang abad, seperti kebiasaan kita bersilaturahmi antar sesama anggota masyarakat, bersalaman jika berjumpa atau berpisah yang terkadang bisa dilakukan dengan peluk cium sebagai wujud saling mengasihi dan menghormati satu dengan yang lainnya, bahkan termasuk ketika kita saling memberikan salam damai dan kasih jika beribadah di gereja. Saat ini, kebiasan-kebiasan itu tidak bisa lagi kita lakukan dan entah sampai kapan lagi kita bisa melakukannya. Berkaitan dengan hal itu, dalam kehidupan bergereja dan pelayanan pun, banyak program-program pelayanan kasih yang telah kita rancangkan dengan terpaksa harus ditunda atau dibatalkan, semata untuk memutus rantai penularan dan untuk saling menjaga satu dengan yang lain melalui protokol-protokol kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah yang harus kita patuhi.
Semua warga dunia saat ini terus menunggu kesiapan vaksin untuk didistribusikan dengan harapan agar mampu menanggulangi pandemi ini. Seluruh ahli di berbagai negara seolah berpacu dengan waktu untuk menemukan vaksin dan melakukan uji coba sehingga aman untuk manusia. Pemerintah pun sat ini terus mengampanyekan agar masyarakat menjaga kesehatan dengan selalu mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak. Demikian juga anjuran untuk tetap di rumah, beribadah dari rumah, belajar dari rumah, bekerja dari rumah telah membuat roda pertumbuhan ekonomi terganggu dan kehidupan bermasyarakat-pun menjadi terganggu. Dalam kondisi seperti ini, masyarakat diliputi perasaan was-was, takut, dan berusaha menjaga diri agar tidak terinfeksi virus yang sedang menjadi pandemi saat ini.

Sebagai umat Tuhan, sikap waspada dan taat pada anjuran pemerintah merupakan suatu keharusan. Namun, kita juga tidak bisa tenggelam dalam ketakutan dan kekhawatiran serta hanya menjaga keamanan diri pribadi dan keluarga kita saja. Kita juga harus senantiasa mengingat bahwa Tuhan yang adalah kasih tidak pernah meninggalkan kita sendirian sebagai yatim piatu. Sebagaimana Firman-Nya yang dikutip dari Yohanes 14: 16-17 “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolongyang lain supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran” menegaskan bahwa Ia akan senantiasa menolong dan menopang kita umat yang dikasihi-Nya. Untuk itu, sudah selayaknya umat Tuhan harus tetap “bergerak” untuk menjalankan tugas dan pelayanan yang dipercayakan kepada kita. Hal ini juga sesuai dengan Misi Allah bagi umat manusia sebagaimana Firman Tuhan yang ditulis dalam 2 Timotius 4: 2 “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran”.
Dengan demikian, kita harus tetap berada pada kondisi yang harus terus waspada untuk menjaga kesehatan dan melaksanakan protokol kesehatan. Bahkan, sekalipun mungkin secara manusia terkadang ada kekhawatiran dalam hati kita, tetapi kita harus segera membuangnya jauh-jauh karena kita memiliki Tuhan Allah yang tidak akan pernah meninggalkan kita sendirian. Harus tetapsemangat untuk menjalankan tugas sebagai gereja yang Tuhan hadirkan di dunia ini. Kita harus terus setia untuk menjalankan Misi Allah yang dipercayakan kepada kita meskipunbaik atau tidak baik waktunya karena Tuhan akan memberikan penolong bagi kita.
Semua itu bisa kita kerjakan sekalipun di tengah kondisi yang tidak mudah. Semua itu juga bisa terjadi hanya semata-mata karena kasih Tuhan yang tidak pernah meninggalkan kita. Kita harus bangkit dan bersama-sama menyongsong berkat pemeliharaan Tuhan yang memampukan umat-Nya untuk senantiasa mau dan mampu melaksanakan misi-Nya yang kita wujudkan melalui karya nyata bagi kemuliaan dan kebesaran nama-Nya. Tuhan memampukan kita. AMIN.
________
September 2020
Antonius Ketut

